Label

Rabu, 31 Oktober 2012

gugur daun


Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah.


Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar.

Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.

Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan 

pemahaman itu datang.

Tak masalah meski lewat kejadian sedih dan 

menyakitkan.



-- daun yang jatuh tak pernah membenci angin-- 

dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja

Tak melawan, mengikhlaskan semuanya

Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya

Biarkan angin merengkuhnya

membawa pergi entah kemana

tere lye


每一片掉落的叶子是对大地的眷恋- 
setiap daun yang gugur adalah karena 

kerinduannya pada bumi.

Sabtu, 27 Oktober 2012

keling . . King




Dalam serial drama korea pasta pernah dikkatakan bahwa  seorang asisten dapur yg tugasnya Cuma disuruh-suruh ambil ini-itu atau tukang bersih-bersih itu bagaikan jari kelingking.. walau kecil, kalau digigit dia juga akan teriak kesakitan..

Dalam serial kungfu China Pendekar Rajawali, ada adegan pendeta busuk (emang itu sebutannya) dari kuil chuencen berjanji untuk merahasiakan sesuatu dengan memotong jari kelingkingnya.

Seorang guru penasehat di tempat saya bekerja pernah bilang: setiap jari di tangan kita ini punya perumpamaan seperti pertumbuhan manusia.
Jari kelingking bagaikan usia 10 tahunan yang tidak mampu menanggung beban/masalah berat dan sepertinya tidak berfungsi, tapi kehadirannya membawa keceriaan dan kesempurnaan.
Jari manis bagaikan usia 20an tahun, kalo manusia umur segitu dikategorikan remaja, lagi seneng-senengnya berhias dan merasa cantik.
Jari tengah bagaikan usia 30an tahun biasanya usia yang dipenuhi impian dan idealisme sehingga manusia nya cenderung merasa paling benar dan paling tinggi.
Kalau jari telunjuk adalah usia 40an tahun, usia eksekutiv mapan jadi sikapnya agak bossy, perintah ini-itu, tunjuk sana-sini.
Nah, jari paling dalem nih jari jempol sering disebut ibu jari. Kenapa begitu ya? Perumpamaannya sih manusia umur 50an yang sudah sepatutnya bisa menerima kehadiran yang lain dan menghebatkan orang lain. Mampu bersikap bijak laksana seorang ibu.

Oke, back to topic, jari kelingking. Kalau difikir jari kelingking itu fungsinya apa sih? Tanpa jari kelingking sebenarnya tangan kita bisa megang sesuatu juga kan?

Saya akhirnya menemukan alasan pentingnya. Ternyata Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam ketika berwudhu membersihkan sela jari-jari kaki beliau dengan jari kelingking. Subhanallah.. bukankah tidak ada sesuatu yang tercipta dengan sia-sia. bener atau ga nya, baca artikel ini dulu:

Rasulullah menyuruh umatnya agar berhati-hati dalam membasuh kaki, karena kaki yang tidak sempurna cara membasuhnya akan terkena ancaman neraka, sebagaimana beliau mengistilahkannya dengan tumit-tumit neraka. Beliau memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki bahkan beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya. Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki Rasulullah menggosok-gosokan jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HSR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan Muslim, I/149, 3/128)
Tapi ..
pendapat menyela-nyela jari kaki dengan jari kelingking tidak ada keterangan di dalam hadits. Ini hanyalah pendapat dari Imam Ghazali karena ia mengqiyaskannya dengan istinja’.     

Perlu diingat ketika mencuci kaki disunnahkan untuk menyela jari-jari kaki dan juga jari-jari tangan (Taudihul Ahkam 1/175), sebagaimana hadits :


عَنْ لَقِيْط بْن صَبْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :
أَسْبِغِ الْوُضُوْءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ، وَبَالِغْ فِيْ الإِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِمًا

Dari Laqith bin Sobroh berkata : Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :"Sempurnahkanlah wudlu dan sela-selalah jari-jari dan bersungguh-sungguhlah ketika beristinsyaq kecuali engkau sedang berpuasa" (Hadits shohih, dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Adapun menyela jari-jari kaki dengan jari tangan yang kelingking, maka ini hanyalah istihsan dari para ulama dan tidak bisa dikatakan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berkata Ibnul Qoyyim dalam zadul ma'ad :"…Dalam (kitab) sunan dari Mustaurid bin Syadad berkata : "Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudlu dan dia menggosok jari-jari kakinya dengan jari tangan kelingkingnya" Kalau riwayat ini benar  [1]¨) maka sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya melakukannya sekali-kali. Oleh karena itu sifat seperti tidak diriwayatkan oleh para sahabat yang memperhatikan wudlu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti Utsman, Abdullah bin Zaid dan selain keduanya. Lagipula dalam riwayat tersebut ada Abdullah bin Lahiah." (Syarhul Mumti' 1/143).
  lebih lengkap, klik http://firanda.com/index.php/artikel/fiqh/86-tata-cara-wudhu-sesuai-tuntunan-nabi-seri-1

Anyway, tetep aja kalo kita suit, jari kelingking menang dari jempol.. 

Kamis, 25 Oktober 2012

kepada pemeluk teguh


Tuhanku...
dalam termangu
aku masih menyebut nama Mu..

biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

caya Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku..
aku hilang bentuk
. . remuk . .

Tuhanku..
aku mengembara di negeri asing

Tuhanku..
di pintu Mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling..

13 November 1943 - Chairil Anwar