meski kusibukkan pikiranku, kubaca puluhan lembar buku
Semesta selalu mengirimkan jejak mu dihadapku
Nama mu yang ada di tokoh cerita yang ku baca
Kota mu tertera menempel seketika
Aku ingin memanggil mu
entah kapan kau butuh aku
lalu kapan kau cari aku
dan sampai kapan kau begitu
Aku hanyalah sebutir pasir di pinggir pantai
dan telapak kaki mu yang kurindukan
Aku menyapa mu, Man.
kau tahu, aku telah banyak mencari cara agar setidaknya bisa melintas dikepalamu
Kenapa begini?
Kenapa aku merindukan mu?
Kenapa aku mengharapkan mu?
Kenapa aku mempercayai mu?
Mudahnya bagiku
Bahkan nama mu saja yang ku punya
Maukah kau sebentar saja menoleh ke arah ku
untuk melihat betapa aku bodoh sekali
Aku tidak mengerti dan jadi lebih banyak bilang mengapa
Terkadang entah
Terkadang ya sudah
Sekarang apa mau ku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar