Label

Sabtu, 25 Juli 2015

Meneropong Kehidupan Alam Jin

Dalam menjelajah alam jin, seorang muslim tidak boleh sembarangan dalam mencari referensi untuk mencari informasi keberadaannya, kehidupannya, dan sepak terjangnya, akan tetapi seorang muslim akan mencari rujukan yang kuat, dan bisa di pertanggung jawabkan keabsahannya, dan itu tidak bisa di buktikan kecuali dengan mengembalikan segala informasi kepada Al Qur'an dan Sunnah, karena setiap informasi tentang alam Jin adalah informasi yang berkaitan dengan hal yang gaib, yang tidak ada yang mengetahui kecuali Allah dan orang yang di izinkannya dari kalangan rasul, sebab semua sumber yang bersifat gaib  bila tidak di kembalikan kepada Al Qur'an dan sunnah harus ditolak, kenapa demikian jawabannya karena alam jin adalah alam yang gaib yang hanya di ketahui Allah ta'ala dan orang yang di beritahunya dari kalangan para rasul rasulnya saja.

“(Dialah Allah) Yang Maha Mengetahui (perkara) yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.”
(QS. Al-Jin [72] : 26-27)

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
(QS Al An'am : 59)

Jin adalah makhluk yang di bebani tanggung jawab perintah ibadah seperti manusia

“Tidaklah Aku menciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”. 
(QS. adz-Dzariat 51:56).

Jin memiliki jasad.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan dalam “Majmu Fatawa” (10/399), “Para malaikat dan Jin (syaitan) itu berakal sebagaimana ditunjukkan dalam banyak dalil yang datang dari para nabi.”

“ Jin terdiri dari tiga kelompok; satu kelompok memiliki sayap dan mereka terbang di udara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok tidak menetap dan berpindah-pindah.” “(Ash Shahiih Al Musnad Mimma Laisa Fii Ash Shahihain”)

Jin diciptakan jauh sebelum manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an.
Jauh sebelum Nabiyullah Adam alaihissalam di ciptakan, bumi ini  ciptakan tanpa ada apa- apa entah berapa ribu tahun lama nya. Hingga tiba waktu yang sudah di tetap kan, maka di ciptakan lah segala tumbuh-tumbuhan di seluruh bumi ini dan tumbuhan itu pun tumbuh subur, segala macam tumbuh-tumbuhan berkembang begitu lebat nya. bumi pun tampak hijau menandakan betapa subur nya bumi di zaman itu. Namun ada yang terasa kurang dari bumi itu, bumi begitu sepi, begitu senyap dalam jangka waktu yang ribuan tahun. Maka pada suatu ketika Allah ta'ala menghendaki menciptakan makhluq yang bernama Hin dan Bin kemudian Allah ta'ala menciptakan jin, dan menguasai mereka, setelah jin memerangi para Hin dan Bin dan membunuh mereka dan merebut kekuasaan mereka sehingga jin berhasil menguasai bumi setelah peperangan yang melelahkan, dan ini menunjukan bahwa makhluk yang bernama jin ini adalah bangsa yang selalu membuat kerusakan di muka bumi, mereka saling membunuh satu sama lain nya, Dalam keadaan yang kacau penuh huru hara dan kejahatan di muka bumi, sehingga Allah ta'ala mengangkat seorang jin dari kalangan mereka yang shalih yang bernama ajazil atau Abu Kurdus sebagaimana di jelaskan oleh imam ibnu kastir dalam bidayah wa nihayah, untuk menumpas jin jin yang yang jahat yang selalu membuat kerusakan di bumi, bersama tentara langit membasmi para Jin hingga kembali ke kondisi normal, dan jin jin jahatpun mereka lari kepulau pulau kecil di tengah tengah lautan. Terselang beberapa ribu tahun kemudian maka Allah menciptakan Nabiyullah Adam alaihissalam sebagai khalipah di muka bumi ini.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya” 
( Al Baqoroh 30)

Catatan: "manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi, sebagai pengganti tentunya ada yang di ganti, alias Adam bukan makhluk pertama dibumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abal jan dan banul jan, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia"

Setelah Adam di ciptakan, maka Allah ta'ala menguji malaikat dan jin untuk sujud kepada Adam, seluruh malaikat sujud kecuali ajazil maka ketika itu dia menjadi iblis yang jahat. Allah ta'ala berfirman:

“Dan ingatlah ketika kami katakan kepada para malaikat sujudlah kepada Adam maka mereka semua pun bersujud kecuali iblis, dan iblis termasuk bagian dari bangsa jin karena iblis fasik terhadap perintah Rabbnya. Apakah kalian akan menjadikan Iblis dan anak keturunan-nya sebagai kekasih dan penolong kalian selain Aku (Allah) padahal iblis dan anak keturunan-nya adalah musuh kalian. Maka ini adalah sejelek-jelek pengganti bagi orang-orang yang dzholim.”
(QS. Al-Kahfi : 50)

Iblis tidak mau bersujud, dan iblis adalah setan. Iblis adalah bagian dari Jin. Bahkan iblis adalah cikal bakal nenek moyang jin. Lalu, iblis durhaka terhadap perintah Rabbnya. Dan kedurhakaan Iblis merupakan kedurhakaan yang besar.

Dari uraian di atas di ketahui bahwa pendapat yang kuat bahwa Iblis adalah termasuk komunitas Jin, ketika ia membangkang perintah Allah maka disebut dengan Iblis. dan iblis bukanlah dari golongan malaikat. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah, 

“Dan ketika kami katakan kepada para malaikat bersujudlah kalian kepada Adam, maka bersujudlah mereka semua kecuali Iblis adalah dia dari golongan Jin maka dia durhaka dari perintah tuhannya”. 
(QS. al-Kahfi 50).

  • Jin diciptakan dari percikan api yang sangat panas, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an.


“Dan dia (Allah) menciptakan Jin dari percikan api neraka”. (QS. ar-Rahman 55:15).

  • Jin adalah ummat seperti halnya manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir. Mereka bertingkat tingkat, seperti yang dijelaskan oleh Allah,

“Dan sesungguhnya di antara kami (Jin) ada yang sholeh dan di antara kami ada yang tidak demikian kami berbeda beda jalan hidup kami”. (QS. al-Jin 72:11)

  • Jin melakukan aktivitas makan dan minum. 
Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wadah berisi air wudhu dan hajat beliau. Ketika ia membawanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapa ini?” “Saya, Abu Hurairah”, jawabnya. 
Beliau pun berkata, “Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek).” 
Abu Hurairah berkata, “Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?” 
Beliau bersabda, “Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan”. 
(HR. Bukhari no. 3860)

“Janganlah kalian beristinja’ (membersihkan kotoran pada dubur) dengan kotoran dan jangan pula dengan tulang karena keduanya merupakan bekal bagi saudara kalian dari kalangan jin.” 
(HR. Tirmidzi no. 18. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

“Jika salah seorang di antara kalian makan, makanlah dengan tangan kanannya. Ketika minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” 
(HR. Muslim no. 2020).

“Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya, lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh kalian tidak mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan malam.” Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak berdzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya, kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.” 
(HR. Muslim no. 2018).

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” 
(Al Maidah: 90) 
Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat ini bahwa minuman yang memabukkan adalah minuman setan.

  • Jin bisa melihat wujud asli manusia sedangkan manusia tidak bisa melihat wujud asli Jin, kecuali kalau dia menampakkan diri (berubah wujud). Seperti yang difirmankan Allah,
“Sesungguhnya dia (Iblis) dan bangsanya bisa melihat kalian wahai manusia dan kalian tak bisa melihat mereka”. (QS. al-A’raf 7:27).

 Imam al-Syafi’i berpendapat:

“Barangsiapa mengklaim telah melihat bangsa jin, maka kesaksian (syahadat)-nya ditolak dan di-ta’zir karena menyelisihi keterangan Al-Qur’ân.”

Imam al-Qurthubi pun menukil sejumlah hadits, jin-jin yang menampakkan wujud dalam bentuk yang lain. Wujud inilah yang mungkin terlihat oleh manusia. Misalnya jin kafir (syaithân) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali, perubahan wujud ini tentunya terlaksana dengan izin Allah yang Maha Kuasa. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah sebagaimana yang di terangkan dalam surat Al-Anfâl ayat 48.
Syaikhul-Islam dalam Risâlatul Jin (hlm. 32) menyatakan: 
“Jin bisa menyerupai bentuk manusia dan binatang, seperti ular.”

  • Anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan kepada Allah ta'ala dari ganguan jin yang jahat

“Jika kalian mendengar ringkikan keledai, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” 
(HR. Al Bukhari : 3303 dan Muslim : 2729)

  • Haram minta pertolongan kepada Jin atau kerjasama dengan mereka, karena Jin tidak akan pernah membantu manusia kecuali dengan imbalan syirik. Allah berfirman,  

“Dan sesungguhnya ada sekelompok laki laki dari manusia meminta pertolongan kepada laki laki dari kelompok Jin maka bertambalah bagi mereka kesesatan”.
 (QS. al-Jin 72: 6).

Sudah banyak manusia di luar kesadaran mereka yang telah menjadi korban keganasan iblis dan para pengikutnya, di mana iblis telah berhasil menyeret manusia kedalam kubangan kesyirikan di antaranya:

    1.  Ngalap Berkah Pada Petilasan/Kuburan wali atau yang lainnya
    2. Mencari Kesaktian Lewat Amalan-Amalan yang menyelihi sunnah atau penistaan terhadap al qur'an
    3.  Meminta perlindungan Kepada Arwah arwah atau jin jin penunggu tempat temapt tertentu yang di anggap seram dan menakutkan.
    4.  Percaya kepada kesaktian tangkal dan jimat  dan lain lain.
Orang mukmin yang terkena gangguan Jin berarti mushibah yang menjadi ujian dari Allah ta'ala maka seorang muslim lainnya harus bahu membahu membantu dengan melepas gangguannya, walaupun gangguan itu tidak mungkin terjadi kecuali atas izin Allah ta'ala.

“Dan mereka (para tukang sihir) tidak bisa memberi madharat (bahaya) dengan sihirnya pada seorangpun kecuali dengan izin Allah.”
(QS. al-Baqarah 2:102). 
dan sihir tidak mungkin terjadi kecuali lewat bantuan jin dan iblis

  • Kesurupan Jin pada manusia itu benar adanya, bukan mitos atau takhayul. Jin bisa masuk dalam tubuh manusia dan mengalir dalam tubuhnya melalui aliran darah. Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah“.
(HR. Al Bukhari (6219) dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha).

  • Jin merasakan berbagai keadaan seperti sakit, takut, kuat, lemah, hidup, mati dan yang lainnya.

Dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi shalaullahu 'alahi wasallam  shalat dan setelah selesai beliau bersabda, 
“Sesungguhnya tadi ada setan yang menampakkan dirinya kepadaku (dan dalam satu riwayat: sesungguhnya Ifrit dari golongan jin menampakkan diri kepadaku tadi malam) dengan maksud supaya aku mengurungkan shalatku. Tetapi, aku dikaruniai kemampuan oleh Allah lalu mencekiknya. Sebenarnya aku ingin mengikat setan itu, supaya paginya kamu semua dapat melihatnya. Tetapi, kemudian aku teringat kepada ucapan (dalam satu riwayat: doa saudaraku) Nabi Sulaiman, ‘Ya Tuhan, berikanlah kepadaku suatu kerajaan yang tidak Engkau berikan kepada seseorang sesudahku nanti.’ Karena itu, Allah lantas mengusir setan (jin) itu dalam keadaan hina dina.” 
(HR. Ahmad)

  • Gangguan Jin terhadap manusia dengan masuk ke dalam jasadnya adalah tindakan zhalim bangsa Jin yang harus di hentikan. 
RasulullahShallollohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tolonglah saudaramu yang menzhalimi dan yang terzhalimi, para shahabat bertanya : ‘Ya Rasullallah bagaimana cara menolong orang yang menzhalimi?’ Jawab Beliau, “Hentikan ia dari perbuatan zhalimnya”. 
(HR. Bukhari dan Muslim).

  • Jin adalah makhluk yang ghaib tapi meski demikian para jin tidak mengetahui segala keghaiban. seperti yang diberitakan Allah ta'ala dalam al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi, ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”.
(QS. Al-Jin 72:10).

Di ayat yang lain Allah ta'ala menyatakan,
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, Jin baru mengetahuinya. Kalau sekiranya mengetahui hal yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”. 
(QS. Saba’34:14).

Masalah ghaib tidak hanya seputar kehidupan Jin dan syetan sebagaimana yang banyak diekspos oleh media massa akhir-akhir ini. Karena Jin dan syetan hanya bagian kecil dari masalah keghaiban yang sangat luas cakupannya. Adanya Allah dan para malaikat-Nya, Surga dan neraka, kehidupan di alam barzakh, kebangkitan manusia di padang makhsyar dll.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tiada suatu pun yang basah dan kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.
 (QS. al-An’am 6:59).

  • Jin bisa mati kecuali yang dikecualikan oleh Allah Subhaanahu wata’aala, dari kalangan
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian”. (Al ‘Ankabuut : 57)

  •   Jin mampu untuk terbang dan memiliki kekuatan besar

Di sebutkan dalam sejarah dulu di zaman Nabi Sulaiman alaihissalam bahwa nabiyullah sulaiman pernah menawarkan kepada siapa yang mampu memindahkan singasana Ratu Balqis, Saat itu Jin Ifrit menawarkan diri untuk memindahkan dari duduk ke berdiri singasana itu telah dapat pindah dan ada di hadapnnya.
Allah menggambarkan di dalam al qur'an:

“Berkata Ifrith dari kalangan jin bahwa saya akan mendatangimu dengannya (dengan membawa singgasana Ratu Saba) sebelum engkau bangkit dari tempat dudukmu dan sesungguhnya saya kuat lagi terpercaya.” 
(QS. An Naml : 39).

  • Tidak ada seorang manusia pun kecuali ada seorang pendamping dari kalangan malaikat dan pendamping dari kalangan jin.

  • Asal bentuk jin sangat jelek dan menakutkan
  • Orang-orang yang taat dan baik dari kalangan manusia lebih banyak jumlahnya dari pada bangsa jin di karenakan beberapa sebab:
  1.      Karena asal kerusakan bersumber dari nenek moyang mereka para iblis dan tentaranya, berbeda dengan nenek moyang manusia adam alahi salam.
  2.           Tidak ada nabi maupun rasul yang berasal dari kalangan jin dan ulama dari manusia lebih banyak dari pada ulama kalangan jin itu semua menunjukan bahwa hidayah yang di terima oleh manusia lebih banyak jumlahnya dari pada jin
  3.      Janji iblis dan tentaranya adalah menyesatkan anak keturunan mereka sendiri dan juga anak keturunan adam, berbeda dengan manusia
  4.       Iblis memiliki kekuatan dan kecepatan yang tidak di miliki manusia yang lemah dan tentunya lebih memudahkan mereka untuk menyesatkan manusia

v Masing-masing dari kalangan jin akan dibangkitkan untuk dihisab di hadapan Allah ta'ala, dan mereka pun akan di kumpulkan  pada hari kiamat di padang mahsyar.

v  Jin memiliki  kedudukan yang berbeda-beda seperti halnya manusia. Di antara mereka ada yang menjadi raja; ada yang kaya dan ada pula yang miskin; ada yang kuat dan ada pula yang lemah; ada yang pintar dan ada pula yang bodoh; ada yang mulia dan ada pula yang hina; ada yang shaleh dan adapula yang buruk; ada yang menjadi penguasa dan adapula yang menjadi rakyat; ada yang menjadi ulama adapula yang bodoh; ada yang menjadi sastrawan atau ahli syair, da'i dan penuntut ilmu. 
    Mereka juga berkelompok-kelompok, ada yang menjadi ahli bid'ah dan adapula yang sunni; ada yang yahudi dan adapula yang nasharaatau majusi; ada yang Arab dan adapula yang bukan Arab.

"Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." 
(QS. Al Jin : 11).

Yang dimaksud dengan "Ath Tharaa'iq" adalah berkelompok. Yang dimaksud dengan"Qidadaa" yaitu berbeda-beda dalam kedudukan.

v  Jin mampu untuk mengganggu manusia dengan berbagai macam gangguan dimulai dengan memberikan waswas, menjauhkan dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala, menganggap baik perbuatan jelek dan bisa menguasai badan manusia. 

v  Bahkan sebagian mereka bangsa jin mampu menguasai manusia dengan memukul, membunuh, menahan, menculik dan merasuki serta yang lainnya.

v  Kaum mukminin dari kalangan jin dan manusia mendapatkan karomah dari Allah Subhaanahu wata’aala. Allah Subhaanahu wata’aala, memuliakan di antara mereka bagi siapa yang dikehendaki-Nya baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS. Yunus : 62 - 64).
v 
      Ruqyah syar’iyah solusi cerdas dan tepat serta aman bagi yang terkena gangguan jin.

“Dan jika kamu ditimpa suatu gangguan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. 
(QS. Al-A’raf 7:200).

‘Aisyah ra. bercerita, ketika Rasulullah masuk rumahnya, saat itu dia sedang mengobati atau meruqyah seorang wanita. Maka beliau bersabda: 
”Obatilah ia dengan al-Qur’an”. (Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).
v  
  •     Memerangi jin yang jahat adalah bagian dari jihad fi sabilillah, karena mereka adalah para budak tukang tukang  sihir, para dukun sesat, Allah ta'ala berfirman,

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syetan itu, karena sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah lemah”. 
(QS. an-Nisa’4:76).

Cara mengusir jin jahat dari rumah

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” 
(HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)

Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan:

“Sesungguhnya setan, apabila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan dalam rumah, maka dia akan keluar dari rumah itu.” 
(HR. Ad-Darimi 3422, At-thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 8642).

Hanya 3 hari?
Terdapat keterangan bahwa setan meninggalkan rumah itu selama 3 hari. Ini berdasarkan hadis dari Sahl bin Sa’d radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang membaca surat Al-Baqarah di malam hari maka setan tidak akan memasuki rumahnya selama tiga hari..” 
(HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya 780). 
Hanya saja, keterangan tambahan tiga hari dalam riwayat tersebut dinilai lemah oleh al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Silsilah Ad-Dhaifah no. 1349.
Catatan: setan yang lari dari rumah adalah setan yang mengganggu saja. Sebagaimana keterangan yang dinukil Ibnu Hibban, dari Imam Abu Hatim:

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “setan tidak akan memasuki rumahnya” maksudnya adalah setan yang membangkang (mengganggu) bukan yang lainnya. (Shahih Ibnu Hibban, 3:59)

Faidah: setan tidak akan lari dengan bacaan al qur'an yang di baca dengan alat seperti menggunakan rekaman Mp3 atau sejenisnya. Karena membaca butuh niat, dan audio player atau komputer tidak bisa berniat.

Secara singkat cara mengusir setan atau jin jahat adalah:

1. Rajin Beribadah di dalam rumah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)

2. Jangan pedulikan segala bentuk gangguan dan penampakan.
Jangan menggubris apa saja yang menggagu baik berupa bayangan atau suara karena setan akan menjadikan semua bayangan atau suara sebagai sarana untuk menakut nakuti anak adam untuk di sesatkan aqidahnya, dan tidak perlu di cari-cari di mana keberadaan tempatnya, dan tidak perlu di ajak bicara, atau menyiram garam dan semacamnya, karena setan akan semakin sombong.

Dari Abul Malih dari seseorang, dia berkata, “Aku pernah diboncengi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu tunggangan yang kami naiki tergelincir. Aku pun mengatakan, “Celakalah setan”. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang,
“Janganlah kamu ucapkan ‘celakalah setan”, karena jika kamu mengucapkan demikian, setan akan semakin besar seperti rumah. Lalu setan pun dengan sombongnya mengatakan, ‘Itu semua terjadi karena kekuatanku’. Akan tetapi,  ucapkanlah “Bismillah”. Jika engkau mengatakan seperti ini, setan akan semakin kecil sampai-sampai dia akan seperti lalat.” 
(HR. Ahmad 5:95 dan Abu Daud 4982 dan dishahihkan al-Albani)

3. Membiasakan membaca  doa ketika masuk rumah dan ketika melakukan aktifitas di dalam rumah seperti makan dan minum dan lain lain.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk, dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): ‘Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam.’ Tapi apabila dia tidak mengingat Allah (bismillah dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk, maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’.” 
(HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya)

4. Membiasakan membaca  doa ketika menutup semua pintu
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan banyak saran agar kita tidak terganggu setan. Salah satunya:
“Tutuplah pintu, dan sebutlah nama Allah. Karena setan tidak akan membuka pintu yang tertutup (yang disebut nama Allah).” (HR. Bukhari 3304, Muslim 2012 dan yang lainnya)

5. Membiasakan membaca do'a ketika hendak keluar rumah

Siapa yang membaca do'a ini maka setan kemudian berteriak:
“Bagaimana kalian bisa mengganggu orang yang sudah diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. Abu Daud 5095, Turmudzi 3426 dan dishahihkan al-Albani)

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berdoa, yakni ketika keluar dari rumahnya : Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi laa haula wa laa quwwata illaa billah. (Dengan Nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah). dikatakan kepadanya, “kamu telah tercukupi dan telah terjaga, dan syaitan menjauh darinya”. 
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata : hadits hasan shahih gharib, juz 5, hal. 154]

6. Membersihkan gambar gambar yang bernyawa di dalam rumah
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar.” 
(HR. Bukhari 3224, Nasai 5348 dan yang lainnya).
Ketika malaikat penebar rahmat tidak memasuki rumah Anda, di saat itulah jin jahat, akan menggantikan posisinya seperti Foto keluarga, gambar binatang dan yang semacamnya.

7. Menjauhkan rumah dari musik
Banyak orang tidak sadar, ternyata suara ini berbahaya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya mizmarus syaithan (musik setan). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan salah satunya, lonceng. 
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang lonceng: musik setan. (HR. Abu Daud 2556)
Di kesempatan yang sama, malaikat penebar rahmat menghindari rumah yang dipenuhi denngan musik. Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di sana ada loncengnya.” (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, 1001).

8. Menghindarkan rumah dari memelihara  anjing.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Dari Abi Talhah katanya : Aku telah mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Tidak akan masuk malaikat ke dalam rumah yang terdapat di dalamnya anjing dan tidak pula masuk ke dalam rumah yang terdapat di dalamnya rupa patung-patungan". (Riwayat Al-Imam Al-Bukhari)

 referensi: www.darulhadits.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar