untuk apakah manusia hidup?
sepanjang hidup ada yang peduli dengan hidupnya di bumi
dan mencari-cari jawab atas pertanyaan yang tak pernah mati itu.
ada yang pura-pura tak peduli dan kemudian lihat samping kanan-kiri untuk mencerna suara-suara.
Bahkan ada yang memang berusaha sama sekali untuk tak peduli mati atas hidupnya.
banyak jawaban yang telah tertelan bumi.
banyak kata yang telah tercerna kepala untuk menerjemahkan rangkaian peristiwa itu.
dan yang ada hanyalah fatamorgana.
yang tersisa adalah butiran-butiran debu di genggaman yang tak bermassa.
jika hidup tak memberi jawab
maka berusaha untuk mencintai hidup
bukankah sebuah cinta adalah sebuah jawab untuk seribu tanya...
jadi tak kan pernah salah orang yang berusaha berbuat baik waktu demi waktu
meminggirkan ambisi-ambisi liar--yang disadari ataupun tidak--ke bibir bibir yang tanpa pupur merah menyala...
bibir bibir yang merah menyala hanyalah rupa yang menutupi kekonyolannya sendiri
karena ia akan sungkan membedakan antara makan dan minum.
sebuah ruh yang berbeda.
sebuah kata lahir dari makna yang beda.
maka jadilah citra.
sebuah pertanda.
jika bibir merah tak mampu membedakan antara makan dan minum...
jika tak mampu memahami kata,
apakah mungkin mengerti hakikat cinta...
berpikir dan berbuat baiklah inci demi inci detak jantungmu
bukan mengumbar syakswasangka...
banyak jawaban yang memberi jawabnya sendiri...
bukankah itulah cinta..
..jadikan aku dalam pandanganku sendiri sebagai seburuk-buruk makhluk, dalam pandangan manusia sebagai yang di tengah-tengah, dan dalam pandangan Mu sebagai yang paling mulia..
Rabu, 22 Januari 2014
Seikat Kata yang Beku
dari waktu yang beku
kukirim padamu
seikat kata yang tak seperti dulu
angin bertiup terlalu kencang
lebah sudah terlalu asyik menghisap
dan hujan tak lupa dengan setia
mengirim jarum-jarum patah
menghapus hampir semua jejak langkah
daun-daun hijau itu berguguran
menyusul kelopak-kelopak yang berjatuhan
ke tanah basah akhir segala cerita
dari waktu yang beku
tetap kukirim untukmu
seikat kata yang tak seperti dulu
kau dengarkan suara gerimis
yang berubah yang bergerak di dalam
jauh seperti tatkala kita
di ujung waktu
kau tangkapkah suara gerimis
yang berbisik-bisik memanggilmu di relung
terpencil asing tanpa orang banyak
tahu-menahu perihal waktu
kau pahamkah suara gerimis yang
berulang-ulang menyembunyikan
beberapa garis hujan yang mempesona
senja yang merah
senja keindahan waktu
kukirim padamu
seikat kata yang tak seperti dulu
angin bertiup terlalu kencang
lebah sudah terlalu asyik menghisap
dan hujan tak lupa dengan setia
mengirim jarum-jarum patah
menghapus hampir semua jejak langkah
daun-daun hijau itu berguguran
menyusul kelopak-kelopak yang berjatuhan
ke tanah basah akhir segala cerita
dari waktu yang beku
tetap kukirim untukmu
seikat kata yang tak seperti dulu
kau dengarkan suara gerimis
yang berubah yang bergerak di dalam
jauh seperti tatkala kita
di ujung waktu
kau tangkapkah suara gerimis
yang berbisik-bisik memanggilmu di relung
terpencil asing tanpa orang banyak
tahu-menahu perihal waktu
kau pahamkah suara gerimis yang
berulang-ulang menyembunyikan
beberapa garis hujan yang mempesona
senja yang merah
senja keindahan waktu
ada orang yang masuk ke dalam kehidupan kita
dan berlalu dengan cepat,
ada yang tinggal beberapa lama dan
meninggalkan jejak dalam hati kita
dan diri kita pun tak akan pernah sama seperti sebelumnya
kita akan menemukan kata-kata baru,
pengertian-pengertian baru dan
juga sikap-sikap yang baru
kenal dan b...ersahabat dekat dengan
seseorang itu memang membutuhkan banyak
pengertian, waktu dan rasa percaya
sahabat adalah harta yang paling berharga
sahabat adalah duka yang paling nestapa
Hujan menjebakku bersama kenangan yang sudah
Tidak bisa melawan bulir pasir waktu yang terus berjatuhan ke sisi gelas yang berlawanan,
butir demi butir.
Tidak bisa mengerem laju surya yang terbit-tenggelam semaunya setiap hari,
memutar hidup agar tidak terhenti di satu moment.
Menghargai setiap kenangan indah bersama orang lain yang pernah kita lalui namun tidak berhenti berjalan
menapaki jalur pribadi
untuk menjadi sosok terbaik yang diinginkan kehidupan atas diri kita.
...Berharap hujan segera usai....
Posted via Blogaway
Jumat, 17 Januari 2014
Alhamdulillaah... ♡^^♥
"Andaikan seorang hamba diberi anugerah berupa dunia dan seisinya, lalu dia ucapkan
Alhamdulillah, maka ilham dari Allah atasnya untuk bisa mengucapkan
Alhamdulillah iti lebih agung dan lebih berharga daripada anugerah berupa dunia dan seisinya, karena nikmat dunia itu akan sirna, sedangkan pahala tahmid itu kekal selamanya."
(Ibnul
Qayyim al-Jauziyah
)
Langganan:
Postingan (Atom)