Label

Rabu, 22 Januari 2014

Hidup,, untuk apa...

untuk apakah manusia hidup?

sepanjang hidup ada yang peduli dengan hidupnya di bumi 

dan mencari-cari jawab atas pertanyaan yang tak pernah mati itu. 
ada yang pura-pura tak peduli dan kemudian lihat samping kanan-kiri untuk mencerna suara-suara. 
Bahkan ada yang memang berusaha sama sekali untuk tak peduli mati atas hidupnya.

banyak jawaban yang telah tertelan bumi. 

banyak kata yang telah tercerna kepala untuk menerjemahkan rangkaian peristiwa itu.

dan yang ada hanyalah fatamorgana. 

yang tersisa adalah butiran-butiran debu di genggaman yang tak bermassa.

jika hidup tak memberi jawab
maka berusaha untuk mencintai hidup

bukankah sebuah cinta adalah sebuah jawab untuk seribu tanya...

jadi tak kan pernah salah orang yang berusaha berbuat baik waktu demi waktu
meminggirkan ambisi-ambisi liar--yang disadari ataupun tidak--ke bibir bibir yang tanpa pupur merah menyala...

bibir bibir yang merah menyala hanyalah rupa yang menutupi kekonyolannya sendiri
karena ia akan sungkan membedakan antara makan dan minum. 

sebuah ruh yang berbeda. 
sebuah kata lahir dari makna yang beda. 
maka jadilah citra. 
sebuah pertanda. 

jika bibir merah tak mampu membedakan antara makan dan minum...
jika tak mampu memahami kata,
apakah mungkin mengerti hakikat cinta...

berpikir dan berbuat baiklah inci demi inci detak jantungmu
bukan mengumbar syakswasangka...

banyak jawaban yang memberi jawabnya sendiri...
bukankah itulah cinta..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar